Sudah beberapa hari ini dari bagian bawah apartemen Jalu suka terdengar suara salakan anjing..., suara yang bener-bener jaraaang banget kedengeran disini... Berhubung Anjing bukan binatang peliharaan populer di Brunei yang mayoritas warganya muslim.
Dicari-cari ternyata sumbernya dari Anjing milik oom India pengawas proyek jalan di sebelah gedung apartemen kami.. Anjing kampung biasa aja sih.. tapi anehnya pas papasan.. dia terlihat agak minder.. menghindar, menunduk & buntut terselip ke bawah..
wooo.. jadi inget balik lagi ke pengalaman mamajalu di sulawesi utara kemaren..
Sedikit flashback niy.. selama ini mamajalu punya pengalaman macem-macem berhubungan dengan binatang ini.. Sebenernya dari kecil keluarga oma-opa jalu senang memelihara anjing, yang paling berkesan adalah seekor doberman bernama Lardo yang akhirnya di hibah kan ke salah seorang sodara di Banjar, Pengalaman seru bareng si Lardo ini termasuk dia pernah kami bawa liburan bareng keliling pulau Jawa.. **anjing terpelajar, gak nyusahn & selalu buang air di WC** dan anjing terakhir kami, seekor mini pincher cerewet bernama Dasher yang hilang beberapa tahun lalu..
Di sekitar tahun 2002.. ada pengalaman mengerikan yang membuat mamajalu ilfeel sama yang namanya anjing.. waktu berkunjung ke rumah salah seorang temen.. mamajalu digigit !!!! Huwaaa... pengalaman buruk.. dan meninggalkan kenang-kenangan bekas (keloid) di pangkal tangan kanan. **nama anjingnya TOMI***, huh dasar anyingg :D
Gak tau apa yang bikin si Tomi ini tiba-tiba agresif.. tiba-tiba aja langsung nyambar gitu... Sejak itu, mamajalu agak trauma sama yang namanya anjing.. kadang masih suka deg-deg an kalau terpaksa papasan.. apalagi kalo lihat anjing di bandung yang suka agresif dan sangar **termasuk SPIKE, anjing Rottweiler nya Cussi&Didi, partner Kinanti ku***
Nyambung ke cerita di SulUt... ketika mamajalu jalan-jalan disana, keliatannya anjing-anjing disana pada minder tuh, sama seperti anjingnya oom India di atas tadi..
kalo papasan, mereka menunduk, buntut nyelip ke bawah & senengnya mojok ngumpet ke bawah meja ato kursi.. Boro-boro ada yang menggeram atau agak menyalak dikit, kalaupun bersuara.. paling cuma menggogong pelan.. guk guk..
Dipikir-pikir apa ada hubungannya dengan kebiasaan makan orang Sulut ya? Di beberapa provinsi di Indonesia, daging anjing memang disantap sebagai sumber protein, Di Manado dan Minahasa, daging anjing dikenal dengan istilah "RW" (dibaca: erwe, singkatan dari "rintek wuuk" yang dalam bahasa Tombulu berarti bulu halus). Masakan Batak juga mengenal masakan daging anjing, yang diberi kode "B1" (be nya satu = BIANG, kalo be nya dua BABI :))
Di pasar Tomohon & Langowan, banyak ditemukan anjing bakar siap olah.. mamajalu sendiri agak-agak ngeri buat makan.. walopun punya dendam sama Tomi :D hiiy.. gak tega, karena menganggap anjing tuh binatang peliharaan.. yang akrab dengan kehidupan sehari-hari.
Ada satu pengalaman lucu dan mencengangkan ketika kami di undang makan oleh salah satu keluarga di salah satu desa di Tomohon.. Beberapa ekor anjing besar & kecil berkumpul-kumpul.. iseng-iseng mamajalu nyeletuk sambil nunjuk anjing yang agak kecil... "ses.., itu anjing belum gemuk ya.. hehehe.. pasti blom enak buat dimakan.." maksut hati mau bercanda nih...
Tau nggak jawabannya?
sambil menunjuk anjing yang agak lebih besar, ses itu & keluarganya menjawab dengan antusias.. "o iyo 'ses.. yang kecil itu memang tak enak.. belum gemuk.. " disusul kata anaknya "Iya tante... yang besar itu yang sedang kami beri makan.. "
heeeeeeeeeeh ? "maksudnyaaaa?"
"iya seus'.. yang itu mau kami bikin gemuk.. buat natal..."
Huwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa..... **gubrak**