Tuesday, 20 April 2010

Jalan panjang pulang kandang



Memanfaatkan liburan sekolah Jalu tanggal 18 Maret sd 28 maret 2010 kemarin, kami memutuskan untuk pulang sejenak ke kampong halaman, sekaligus melepas rindu bapajalu yang belom pulang nyaris dua tahun..
Beberapa alternative rute pulang dari Bandar seri Begawan menuju Bandung :

1. direct flight naik RBA, BWN-CGK, lanjut dari Cengkareng naik bis ke Bandung. Ini rute yang paling nyaman, dan fasilitas enak. tapi tiket RBA mahal.. tiket return sekitar B$380-500 (sekitar 2.5 jt- 3.5 jt) perorang

2. naik Airasia via Kuala Lumpur (rute BWN-LCCT KLIA) lanjut keesokan harinya KL menuju Bandung (BDO)
tapi akhir-akhir ini tiket Airasia bandar seri Begawan – KL selalu mahal, dan rute ini mengharuskan kita buat nginep semalem di airport/tune hotel KLIA.

3. naik Airasia dari Kota Kinabalu, Sabah (BKI) ke Jakarta (CGK)
(dengan banyak alternative perjalanan dari Bandar Seri Begawan menuju Kota Kinabalu)

4. naik bis Damri / mobil travel selama 24 jam dari Bandar Seri Begawan menuju Pontianak, (via Serawak, Malaysia) lanjut pesawat Lion Air / Batavia rute Pontianak – Jakarta atau nyambungnya naik kapal laut selama 2 hari dari pelabuhan Pontianak ke Tanjung Priok (tapi cape kali yeee..)

Setelah mempertimbangkan alternative-alternative tersebut, maka kami memutuskan untuk mencoba rute pulang ketiga yang kami harap lebih hemat dan menyenangkan,. Rute ini juga dipilih sekalian untuk berkelana melihat tempat-tempat baru sekitaran Brunei dengan menempuh rute sbb :

Rute pergi :
Bandar Seri Begawan – Pulau Labuan – Menumbok (Sabah) – Kota Kinabalu
Dilanjutkan naik pesawat Airasia, Kota Kinabalu – Jakarta

Rute Pulang :
Naik Airasia Jakarta – Kota Kinabalu
menginap semalam di Kota Kinabalu
Dilanjutkan naik mobil sekitar 5 sd 6 jam menempuh perjalanan l.k 400km melewati perbatasan 3 wilayah negara (Sabah - Serawak – Brunei ) melalui Kota Kinabalu – Papar – Beaufort – Sipitang - Lawas – Bangar, Temburong – Limbang – Kuala Lurah - Bandar Seri Begawan

1. 20 Maret 2010, Perjalanan mabok laut
Perjalanan pulang kami dimulai dari pelabuhan Serasa, di ujung utara daerah Muara Brunei Darussalam, dengan tujuan pulau Labuan yang dapat ditempuh menggunakan boat sekitar 1 jam.

Pulau Labuan adalah sebuah pulau kecil di Kalimantan yang merupakan wilayah Federasi Malaysia, bukan termasuk Sabah maupun Serawak dan merupakan daerah yang cukup unik karena memberlakukan kebijakan duty free.

Walaupun tiket kapal Serasa-Labuan saya cari tiga hari sebelumnya, tetep saja kami kehabisan tiket kapal rutin yang berangkat awal pk. 08.30 pagi.
Untunglah kami kebagian juga naik kapal tambahan yang dijadwalkan khusus menghadapi weekend dan libur panjang anak sekolah di Brunei yang berangkat lebih siang.

Tapi ternyata perjalanan kami gak mulus juga, dijadwalkan berangkat pk. 11.15, kapal kami baru siap berangkat pukul 11.30. dan jarak tempuh yang seharusnya hanya satu jam, jadi molor hingga 1.5 jam.
Lumayan mabok laut karena ternyata angin kenceng, ombak besar dan kondisi kapal laut yang agak-agak jelek (bau dan agak berdebu)

awalnya kami berharap kapal ini mirip ferry penyebrangan Batam-Singapore yang selain cepet, kondisi dalemnya juga bersih terawat. Tapi ternyata Ferry Suria Express ini udah agak tua. Alhasil keinginan buat pipis juga ditunda karena gak tahan cium bau toilet nya.

Jalu sempet muntah-muntah dan pusing.. mamajalu dan bapajalu mencoba tidur dan nutup mata sambil ngemut-ngemut permen pedes.. hehehe..

Untungnya perjalanan memabukkan akhirnya terobati juga setelah masuk pulau labuan. Seperti cerita di awal tadi kalau Labuan adalah duty free island, selepas pemeriksaan imigrasi masuk ke wilayah Labuan, kita akan disambut oleh jejeran toko-toko parfum, coklat dan minuman beralkohol bebas pajak.

Tampilannya menggiurkan… dan harganya (setelah dibandingkan dengan harga duty free shop di airport) jauh lebih murah, waduh kepengen rasanya memborong aneka coklat yang jarang ditemukan di Bandung (coklat Fererro bertabur pistachio, almond atau hazelnut… Toblerone guedeee.., Hersey dalam kotak cantik) atau lolipop dan gula-gula cantik-cantik berukuran raksasa.

Belom lagi takjub liat botol Absolute Vodka aneka rasa yang imut-imut sekali teguk, sampe jejeran XO dan Jack Daniels yang gede-gede & harganya ratusan RM.

Parfum-parfum imut-imut dan berbotol lucu juga berjejer.. haaaah… kepengen negborong semua buat oleh-oleh. Sayang ringgit terbatas dan perjalanan pulang masih jauh..

Begitu sampai di Labuan, bapajalu mencari tiket boat lanjutan menuju Kota Kinabalu. Alternatifnya naik ferry Labuan – Kota kinabalu selama 3 jam
Atau naik boat laju (kapal cepat) Labuan menuju Menumbok (ujung Sabah) selama 15 menit dan dilanjutkan naik bis selama 2 jam ke Kota Kinabalu.

Mengingat pengalaman mabok laut, maka kami memilih alternative kedua, selain bakal lebih cepat.. gak kebayang kami bakal tahan menghadapi ombak laut cina selatan selama 3 jam wew..

Setelah berjalan-jalan sebentar mengitari pelabuhan Labuan, kami lanjutkan perjalanan menuju menumbok. Pengalaman seru lagi karena ternyata boat laju Labuan-Menumbok yang akan kami naiki adalah perahu kecil berpenumpang sekitar 12 orang yang emang bener-bener laju. Ngebuuuut banget dan cukup bikin tegang karena Sepanjang perjalanan, kami terpaksa duduk miring karena buritan kapal terangkat (saking cepetnya), dan bunyi kapal menghempas hempas ombak bikin dag dig dug.

Kondisi kapal tanpa pintu juga bikin seru, karena angin yang kenceng ngacak ngacak rambut dan baju. Hehehe… seruuu dan bikin masuk angin.

Setiba di Menumbok, sudah ada satu bis besar menuju KK yang stand by. Kami pun membeli tiket dan menyimpan bagasi dilanjutkan makan siang sambil nunggu bis penuh.

Menu makan siang itu (nasi plus soto daging panas) bener-bener ngobatin sakit kepala dan masuk angin.. enaknyaaa… Plus segelas besar es the manis. Ahhhhhh.. Bener-bener pengalaman seru yang menyenangkan. Hahaha…

Tapi untunglah kami bertiga menikmati perjalanan itu dan tetep semangat melanjutkan perjalanan.
(sumber foto : abu nuha corner)

Perjalanan selanjutnya dimulai sekitar pk. 15.30. naik bis dari Menumbok sampai KK melewati kota Beaufort dan Papar. Perjalanan cukup mulus tapi agak membosannkan. melewati lading-ladang daerah Sabah yang agak kurang terawat dan banyak memperlihatkan bekas-bekas kebakaran hutan dan ladang.

Selepas kota Papar, Pemangdangan lebih cantik dan bersih kami lalui. Bahkan beberapa kali jalan raya yang kami lewati bersisian dengan laut. Pemandangan yang menyenangkan.

Gak banyak yang bisa kami laporkan dari perjalanan itu, tapi Jalu cukup excited bisa aik bis besar sampai dia gak tidur sedikitpun selama perjalanan dan lebih memilih buat mengamati jalan sibuk tengok kanan-kiri.

Memasuki Kota Kinabalu, kepadatan lalu lintas memasuki kota besar mulai terasa, kami pun tiba di pusat kota sekitar pukul 18.00. dan langsung celingak celinguk mengamati kota yang baru kali ini kami datangi.

Kota Kinabalu sendiri merupakan Kota terdekat dari Gunung Kinabalu. Gunung berapi tertinggi di pulau Kalimantan. Terletak di sisi laut cina selatan, kota ini cukup ramai (malah lebih ramai dari Bandar Seri Begawan).
Pusat perbelanjaan dan banyak atraksi wisata terletak di wilayah yang berdekatan dan masih termasuk dalam walking distance. Jalanan yang kecil-kecil bikin kota terasa lebih “padat” daripada BSB dan hangat..

Belum puas mengamati Kota Kinabalu lebih dekat, kami harus segera pergi ke Kota Kinabalu International Airport (KKIA) untuk melanjutkan perjalanan pulang menuju tanah air. Pesawat kami akan berangkat pk. 21.30 waktu Sabah menuju Jakarta

Perjalanan hari itu diakhiri di Cengkareng. Alhamdulillah tepat pk 23.10 WIB Airasia QZ 7677 tujuan BKI-CGK mendarat mulus. Seneng rasanya nginjek tanah air. Dan lebih seneng lagi ketika orang tua kami tercinta sudah siap menjemput kami di bandara lengkap denga peluk dan cium....
Alhamdulillaaaah.. senangnya.

Bersambung ....